SIMPANG AMPEK|PMI PASBAR–Tim Relawan Kemanusiaan yang tergabung dalam organisasi Palang Merah Remaja (PMR) dari Sekolah Menengah Atas Negeri II (SMANDU) jajaran Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, Sumatera Barat, turut ambil bagian dalam aksi tanggap darurat bencana gempa yang melanda daerah itu, Jum’at (25/02/2022).
Koordinator kegiatan, Tri Ketin Regina Nababan, di Simpang Ampek, Senin (28/02), mengungkapkan salah satu giat yang menjadi fokus mereka adalah upaya pemulihan trauma bagi anak-anak yang turut terdampak bencana gempa bumi berkekuatan 6,2 SR itu.
“Kami menurunkan sebanyak 12 orang relawan ke lokasi pengungsian warga terdampak, untuk mengajak anak-anak disana bermain bersama, ” sebutnya.
Ia mengatakan, dari hasil pengamatan singkat para kelompok relawan itu, banyak anak terlihat murung dan susah diajak berkomunikasi dan setelah diajak bermain terlihat mereka sangat senang dan perlahan mulai kembali semangat menatap masa depan dan mimpi mereka sebagai anak bangsa.
Menurutnya, hal itulah yang menjadi kekhawatiran tersendiri dan mendasari kegiatan yang mereka lakukan tanpa adanya dukungan pendanaan serta fasilitas yang lengkap.
“Kami berupaya untuk memberikan upaya terbaik sebagai wujud kepedulian dan menggelorakan semangat kemanusiaan untuk membantu sesama sesuai kemampuan yang ada, ” tegasnya.
Sementara itu, diungkapkan salah seorang anak terdampak bencana, Hafizah (10), menceritakan tentang bagaimana ia selalu dihantui kekhawatiran akan gempa yang ia dan anak-anak lainnya rasakan dalam usia yang masih sangat dini.
“Kami sudah tidak punya rumah lagi, tidak bisa sekolah lagi, ” ungkapnya lugu dan terbata-bata.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, Sumatera Barat, juga membuka layanan Jaringan Berita Keluarga yang merupakan rangkaian penanganan tanggap darurat pasca peristiwa gempa bumi yang melanda daerah itu, pada Jum’at (25/02).
Koordinator Lapangan Tim Tanggap Darurat PMI setempat, Rida Warsa, di Simpang Ampek, Minggu (27/02) malam, mengatakan layanan tersebut dikemas dalam program Restoring Family Links atau biasa disingkat RFL.
“Program ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mencari keberadaan atau informasi seseorang yang terputus komunikasi setelah bencana melanda suatu daerah, ” ungkapnya.***
(Humas)