SIMPANG AMPEK|PMI PASBAR–Tim Relawan Restoring Family Link (RFL) atau Pemulihan Hubungan Keluarga Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mendeteksi keberadaan seorang wanita diduga korban bencana gempa 6,2 SR yang melanda daerah itu, Jum’at (25/02).
Koordinator Layanan RFL Tim Operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) Palang Merah Indonesia (PMI) setempat, Tomo Wiranda, di Simpang Ampek, Senin (28/02) malam, mengatakan penyintas yang ditemukan selamat diberi kode Miss X alias Yenti.
“Korban masih terlihat shock dan belum bisa dimintai keterangan terkait data diri dan keluarganya secara detail, namun ia sempat mengaku bernama Yenti, ” ungkapnya.
Masih berdasarkan pengakuan korban, lanjutnya, ia mengaku sebagai anak dari orang tua bernama Seril, yang beralamat di Kampung Tongah Nagari Kajai, Kecamatan Talamau.
Namun, lanjutnya, ketika tim berusaha mencocokkan data diri tersebut, nama yang ia sebutkan mengaku punya anak bernama Yenti tapi kondisinya sehat dan berdomisili di kawasan Simpang Empat.
Menurutnya, tim masih terus menggali informasi terkait jati diri korban agar bisa dipertemukan dengan keluarga terdekatnya.
“Kami sudah menelusuri ke lingkungan sesuai alamat yang disebutkan dan dari pengakuan masyarakat sekitar mereka mengenal nama tersebut tapi ragu menegaskan Yenti yang mereka kenal adalah orang yang sama, ” sebutnya.
Pihaknya berharap, bagi masyarakat yang mengenal atau memiliki informasi terkait jati diri Yenti, diharapkan segera memberitahukan ke pihak relawan PMI terdekat atau datang langsung ke Markas PMI Pasaman Barat.
“Kami berharap keluarga Yenti bisa segera ditemukan agar ia bisa berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya, ” tutupnya.
Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) Pasaman Barat, Sumatera Barat, membuka layanan Jaringan Berita Keluarga yang merupakan rangkaian penanganan tanggap darurat pasca peristiwa gempa bumi yang melanda daerah itu, pada Jum’at (25/02).
Koordinator Lapangan Tim Tanggap Darurat PMI setempat, Rida Warsa, di Simpang Ampek, Minggu (27/02) malam, mengatakan layanan tersebut dikemas dalam program Restoring Family Links atau biasa disingkat RFL.
“Program ini ditujukan untuk membantu masyarakat dalam mencari keberadaan atau informasi seseorang yang terputus komunikasi setelah bencana melanda suatu daerah, ” ungkapnya.***
(Humas)