SIMPANG AMPEK|PMI PASBAR–Sebanyak dua unit rumah milik warga di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, dilaporkan mengalami kerusakan akibat terdampak cuaca buruk disertai angin kencang yang melanda daerah itu, Rabu(16/02).
Kepala Markas PMI setempat, Rida Warsa, mengatakan berdasarkan laporan situasi sementara yang berhasil dihimpun oleh relawan lembaga kemanusiaan itu, rumah warga yang terdampak tersebut berada di dua kawasan permukiman berbeda.
“Rumah yang terdampak hingga ambruk berlokasi di Blok A Jorong Giri Maju Nagari Koto Baru Kecamatan Luhak Nan Duo, yang diketahui adalah milik Yulfitra dengan anggota keluarga berjumlah empat orang, ” ungkapnya.
Menurutnya, akibat rumah yang ambruk menyebabkan sejumlah perabotan rumah tangga miliknya mengalami kerusakan akibat ditimpa matrial yang jatuh.
Sedangkan lokasi musibah kedua, lanjutnya, terpantau di Jalan KKN Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman, yang mengakibatkan satu unit rumah warga mengalami kerusakan ringan.
“Pemilik rumah diketahui bernama Weny dengan jumlah anggota keluarga sebanyak lima orang, ” sebutnya.
Ia mengatakan, sebagai tindakan penanganan lanjutan dikonfirmasi pihak Pemerintah Nagari masing-masing sudah meninjau lokasi kejadian.
Terkait kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing warga terdampak adalah satu unit Terpauline, makanan siap saji dan family kit.
“Pihak PMI Pasaman Barat bersama pihak terkait lainnya terus melakukan koordinasi untuk membantu warga terdampak berupa assesment dan penyiapan bantuan darurat yang diperlukan, ” tutupnya.
Sebelumnya, Hujan lebat disertai angin kencang terpantau melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Rabu (16/02) siang.
Pantauan relawan PMI setempat, kawasan yang dilanda cuaca buruk antara lain kawasan Pasaman Baru, Batang Lingkin dan Simpang Bandarejo di Kecamatan Pasaman serta beberapa kawasan di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia dan Kecamatan Luhak Nan Duo.
Ketua PMI Pasaman Barat, H Risnawanto SE, melalui Kepala Markas PMI setempat, Rida Warsa, mengatakan saat ini pengamatan terus dilakukan para relawan sebagai bentuk kesiapsiagaan jika sewaktu-waktu cuaca buruk yang melanda memicu gangguan.
“Tidak tertutup kemungkinan cuaca buruk seperti ini akan menyebabkan kayu tumbang atau benda lain seperti tiang akan rubuh hingga mengganggu aktifitas masyarakat, ” ungkapnya.***
(Humas)