SIMPANG AMPEK|PMI PASBAR–Kemacetan lalulintas di kawasan lokasi terdampak bencana di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, terpantau cukup mengganggu giat Operasi Kemanusiaan pasca peristiwa gempa bumi yang terjadi pada Jum’at (25/02) lalu.
Pantauan Relawan Tim Operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) Palang Merah Indonesia (PMI) setempat, kemacetan dipicu padatnya populasi kendaraan dari dan arah lokasi bencana di daerag itu.
“Kami terpaksa menunggu lebih dari satu jam untuk mencapai sasaran giat hari ini, kondisi demikian tentu akan merugikan masyarakat terdampak bencana karena tidak bisa dilayani dengan cepat, ” sesalnya.
Senada, Indra Gunawan dari kelompok relawan lainnya diluar PMI, mengaku kerepotan dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang tanpa arah yang jelas.
Menurutnya, rombongan pengantar bantuan terkadang jumlahnya terlalu banyak sehingga menjadi masalah tersendiri dalam menjaga kelancaran akses jalan pada kegiatan tanggap darurat.
“Kami berharap pihak terkait dapat mengendalikan populasi arus masuk keluar kendaraan di lokasi bencana, mengingat akses jalan banyak yang rusak, ” sebutnya.
Sementara itu, Humas Tim Operasi TDB PMI setempat, Rully Firmansyah, mengaku pihaknya banyak menerima keluhan terkait akses jalan yang menghambat kegiatan tanggap darurat.
“Harus diciptakan pola pengaturan arus dengan menyediakan shelter pembongkaran bantuan dari masyarakat umum, agar kawasan yang sedang ditangani pemulihannya tidak terganggu dan bisa diselesaikan secara tepat sasaran mengingat waktu tanggap darurat terus berjalan, ” sebutnya.
Karena, lanjutnya, berdasarkan pengalaman pasca gempa kemarin, potensi bencana susulan masih ada dan itu artinya kawasan terdampak saat saat ini masih harus diwaspadai.
Kemudian, lanjutnya, sejumlah titik ruas jalan menuju lokasi ditemukan banyak kerusakan dan terban, dikhawatirkan ketika jalan ambruk maka akan banyak kendaraan terjebak karena akses jalan menuju talu juga tertutup.
“Semoga arus populasi bisa diatur sedemikian rupa, karena lokasi bencana bukanlah tempat swafoto dan pengungsi bukan tontonan, tutupnya. ***